Penicillin adalah antibiotik pertama yang ditemukan oleh ilmuwan Inggris, Sir Alexander Fleming, pada tahun 1928. Fleming menemukan bahwa spora jamur Penicillium notatum mampu menghasilkan zat yang bisa membunuh bakteri Staphylococcus aureus.
Namun, pengembangan penisilin sebagai obat yang bisa digunakan manusia terhambat oleh masalah produksi dan pemurnian. Pada awalnya, produksi penisilin sangat sulit karena memerlukan teknologi yang mahal dan kompleks.
Pada awal Perang Dunia II, para peneliti di Inggris dan Amerika Serikat mulai mempercepat pengembangan penisilin sebagai obat antibiotik. Pada tahun 1940, tim peneliti di Oxford, Inggris berhasil memproduksi penisilin dalam skala besar untuk pertama kalinya.
Pada awalnya, penisilin hanya tersedia dalam bentuk yang sangat terbatas dan hanya bisa diberikan melalui injeksi. Namun, pada tahun 1945, para peneliti berhasil mengembangkan penisilin yang bisa diminum, sehingga lebih mudah dikonsumsi oleh pasien.
Setelah itu, penggunaan penisilin menjadi semakin umum dan banyak menyelamatkan nyawa selama Perang Dunia II. Pada tahun 1949, Fleming, bersama dengan Howard Florey dan Ernst Chain, dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran atas penemuan dan pengembangan penisilin.
Sejak itu, penisilin terus dikembangkan dan dimodifikasi menjadi berbagai jenis antibiotik yang lebih efektif dan lebih tahan terhadap enzim beta-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa bakteri. Saat ini, penisilin masih digunakan secara luas untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, meskipun kadang-kadang tidak efektif untuk mengobati infeksi yang lebih kompleks atau resisten.
Salah satu turunan dari penisilin semi-sintetik adalah ampicillin, yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1960-an. Ampicillin memiliki spektrum aktivitas yang lebih luas dibandingkan penisilin asli, tetapi kurang tahan terhadap enzim beta-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa bakteri.
Ampicillin adalah antibiotik jenis penisilin semi-sintetik yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1961 oleh ilmuwan Inggris bernama J. Wyeth. Ampicillin merupakan turunan dari penisilin alami yang memiliki spektrum aktivitas yang lebih luas dan lebih stabil dalam lingkungan asam lambung.
Ampicillin pertama kali digunakan secara klinis pada tahun 1962 dan menjadi populer sebagai obat antibiotik karena efektivitasnya dalam mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk infeksi saluran kemih, pneumonia, dan meningitis. Ampicillin juga relatif aman dan memiliki sedikit efek samping dibandingkan dengan antibiotik lainnya.
Pada awalnya, produksi ampisilin terbatas dan harganya sangat mahal. Namun, pada akhir tahun 1960-an, produksi ampisilin menjadi lebih terjangkau dan lebih mudah didapatkan. Hal ini membuat ampisilin menjadi salah satu antibiotik paling populer pada masa itu.
Seiring perkembangan zaman, ampisilin kemudian dimodifikasi menjadi obat-obatan baru yang lebih efektif dan lebih tahan terhadap enzim beta-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa bakteri. Salah satu turunan dari ampisilin adalah amoxicillin, yang kemudian menjadi lebih populer daripada ampisilin karena spektrum aktivitasnya yang lebih luas dan kemampuannya untuk menembus jaringan tubuh dengan lebih baik.
Pada tahun 1970-an, Beecham Research Laboratories (kini GlaxoSmithKline) mengembangkan Amoxicillin, yang merupakan turunan dari ampicillin. Amoxicillin memiliki spektrum aktivitas yang lebih luas dari ampicillin dan lebih tahan terhadap enzim beta-laktamase. Amoxicillin juga memiliki kemampuan untuk menembus jaringan tubuh dengan lebih baik dan diserap lebih baik dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, amoxicillin menjadi antibiotik yang lebih efektif dalam mengobati infeksi bakteri.
Dalam perkembangannya, amoxicillin kemudian dikombinasikan dengan asam klavulanat, yang membuatnya lebih tahan terhadap enzim beta-laktamase yang lebih luas lagi. Kombinasi ini dikenal sebagai amoxicillin-clavulanate atau co-amoxiclav.
Amoxicillin-clavulanate adalah antibiotik kombinasi yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1977 oleh perusahaan farmasi Inggris bernama Beecham (sekarang bergabung dengan GlaxoSmithKline). Kombinasi ini terdiri dari amoxicillin, suatu jenis penisilin, dan clavulanate, suatu inhibitor beta-laktamase.
Inhibitor beta-laktamase seperti clavulanate bekerja dengan cara mengikat enzim beta-laktamase, yang merupakan enzim yang dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dan dapat memecah struktur kimia obat-obatan jenis beta-laktam seperti penisilin, sehingga membuatnya tidak efektif. Dengan adanya clavulanate, amoxicillin dapat tetap efektif melawan bakteri yang menghasilkan enzim beta-laktamase.
Amoxicillin-clavulanate digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk infeksi saluran kemih, pneumonia, sinusitis, dan infeksi kulit. Kombinasi ini lebih efektif dan memiliki spektrum aktivitas yang lebih luas daripada amoxicillin atau clavulanate saja.
Pada awalnya, amoxicillin-clavulanate hanya tersedia dalam bentuk injeksi. Namun, pada tahun 1984, Beecham memperkenalkan bentuk tabletnya yang lebih mudah dikonsumsi. Setelah itu, penggunaan amoxicillin-clavulanate semakin umum dan menjadi salah satu antibiotik paling populer pada masa itu.
Seiring waktu, amoxicillin-clavulanate terus dikembangkan dan dimodifikasi sehingga semakin efektif dan lebih tahan terhadap enzim beta-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri. Saat ini, amoxicillin-clavulanate tetap digunakan secara luas untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri.
0 Komentar